Musik memiliki sejarah yang sangat panjang. Mulai dari masa peradaban kuno hingga masa modern seperti ini. Bahkan, sampai sekarangpun musik masih terus berkembang dan menghasilkan berbagai genre musik baru. Contohnya saja, ada musik klasik, musik modern, musik jazz, musik pop, musik RnB, hingga musik daerah.
Nah, kali ini kita akan membahas beberapa hal mengenai lagu daerah ini. Mulai dari pengertian, ciri-ciri, hingga contoh lagu tradisional dari ke-33 provinsi yang ada di Indonesia. Yuk, simak pembahasannya pada ulasan dibawah ini ya!
Pengertian Musik Daerah
Musik daerah atau lagu daerah merupakan lagu yang berasal dari daerah tertentu, menggunakan bahasa daerah setempat dan biasanya masih kental dengan unsur kebudayaan daerah tersebut. Setiap wilayah di Indonesia memiliki lagu daerahnya masing-masing. Kita dapat membedakan lagu-lagu tersebut berdasarkan ciri khasnya masing-masing. Ciri khas ini merupakan karakteristik unik yang dimiliki oleh setiap jenis lagu daerah.
Untuk tema lagu sendiri sebenarnya sangat luas. Bisa membahas tentang kebudayaan daerah setempat, membahas keindahan alam, kegiatan sehari-hari masyarakat disana, dan lain sebagainya.
Lagu daerah ini biasanya dinyanyikan oleh masyarakat sekitar dan populer di lingkungan tersebut. Berbeda dengan lagu-lagu modern yang dikenal secara luas, bahkan di kancah internasional. Lagu daerah biasanya hnya akan populer di suatu lingkup daerah saja. Namun, meskipun begitu ada banyak sekali lagu daerah yang sangat populer dan dikenal juga di berbagai daerah lainnya (dalam satu negara). Contohnya, Rasa Sayange yang berasal dari Maluku.
Ciri-Ciri Lagu Daerah
Berikut ini ada beberapa ciri khusus yang dimiliki oleh lagu-lagu daerah :
- Lagu daerah biasanya menceritakan budaya masyarakat/keadaan lingkungan setempat yang dipengaruhi oleh adat istiadat setempat.
- Sifatnya sederhana.
- Beberapa pengarang dari lagu-lagu daerah masih anonim (tidak diketahui siapa pengarangnya).
- Menggunakan bahasa daerah setempat.
- Lagu daerah ini cukup sulit dinyanyikan oleh orang lain karena adanya perbedaan dialeg dan penguasaan bahasa.
- Mengandung suatu nilai kehidupan, sosial, dan keserasian dengan lingkungan sekitar yang khas dan unik.
- Diwariskan secara turun-temurun. Dari orangtua di zaman dulu ke anak-anaknya.
- Biasanya terdiri atas beberapa bait, mulai dari 2 hingga delapan bait.
- Sifatnya masih kedaerahan.
- Dinyanyikan oleh masyarakat daerah sekitar.
Apa Saja Fungsi Lagu Daerah
Beda dengan lagu-lagu modern yang fungsi utamanya biasanya hanya sebagai sarana hiburan. Lagu daerah ini memiliki banyak sekali fungsi dan manfaat. Berikut ini beberapa fungsi dan manfaat musik daerah :
- Sebagai identitas yang menonjolkan keunikan suatu daerah tersebut. Fungsi ini bisa didapatkan karena lagu daerah biasanya mencerminkan budaya dan ciri khas daerah setempat. Ada 34 provinsi di Indonesia dengan lagu daerahnya masing-masing yang mampu mencerminkan karakteristik tiap daerah.
- Digunakan sebagai lagu pengiring untuk suatu tarian atau pertunjukan daerah. Contoh, digunakan untuk mengiringi tarian daerah, pagelaran budaya (wayang kulit, ludruk, ketoprak, atau seni teater tradisional lainnya).
- Digunakan sebagai lagu pengiring untuk berbagai upacara adat dan tradisi daerah. Lagu daerah juga kerap digunakan sebagai pengiring dalam upacara adat daerah tertentu lho. Seperti upacara kelahiran, keagamaan, kematian, dan lain sebagainya.
- Media untuk komunikasi. Fungsi ini secara tak langsung dapat tercipta melalui banyaknya orang yang melihat pertunjukan tersebut.
- Media bermain. Contohnya saja, lagu daerah di Jawa Tengah yang Bernama “Cublak-Cublak Suweng” yang dulu sering dinyanyikan anak-anak ketika sedang bermain.
- Media ekspresi. Musik daerah juga dapat memainkan peran sebagai media untuk berekspresi bagi para seniman. Para seniman daerah dapat mengekspresikan isi hati dan pikirannya melalui musik.
- Media hiburan. Fungsi lagu daerah yang selanjutnya adalah sebagai sarana hiburan bagi masyarakat sekitar. Terlebih untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas sehari-hari yang cukup melelahkan.
- Sebagai mata pencaharian. Lagu daerah juga dapat dijadikan sebagai media untuk mencari uang pada sebagian orang, terutama para seniman yang terlibat di dalamnya. Contohnya, dengan mengadakan pagelaran seni tradisional dan sejenisnya.
- Meningkatkan rasa cinta akan budaya sendiri. Lagu daerah adalah bagian dari sistem budaya dari suatu daerah yang dapat menjadi identitas unik setiap daerah serta dapat digunakan untuk mencerminkan kebudayaan dan karakteristik unik tiap daerah. Karena itulah, keberadaan lagu daerah ini dinilai dapat meningkatkan rasa cinta kebudayaan. Terlebih di tengah gerusan gelombang globalisasi yang membawa berbagai lagu populer modern dari seluruh dunia.
Contoh Musik Daerah dari Berbagai Provinsi di Indonesia
Ini dia contoh musik daerah dari ke-34 provinsi di Indonesia :
Aceh
- Bungong Jeumpa
- Jambo
- Hikayat Prang Sabi
- Aceh Lon Sayang
Sumatera Utara
- Sing Sing So (S. Dis)
- Madekdek Magambiri
- Butet (S. Dis)
- Anju Ahu (S. Dis)
Riau
- Laksmana Raja di Laut
- Soleram
- Kutang Barendo
- Dung-Dung Serr (Hilal Basyir, SH)
Sumatera Barat
- Kampuang Nan Jauh Di Mato
- Tudung Periuk
- Ayam Den Lapeh
- Kambanglah Bungo
Kepulauan Riau
- Segantang Lada
- Pak Ngah Balek
- Lagu Kebangkitan Melayu
- Lagu Selayang Pandang
Jambi
- Injit-Injit Semut
- Timang-Timang Anakku Sayang
- Selendang Mayang
- Dodoi Si Dodoi
Bengkulu
- Anak Kunang
- Yo Botoi-Botoi
- Jibeak Weo
- Sekundang Setungguan
Lampung
- Penyandangan
- Lipang Lipang Dang
- Tanoh Lado
- Sakai Sambayan
Sumatera Selatan
- Cuk Mak Ilang
- Gending Sriwijaya
- Pinang Muda
- Tari Tanggai
Bangka Belitung
- Yok Miak
- La Berage
- Miakku Sayang
- Men Sahang La Mirah
Banten
- Tong Sarakah
- Dayung Sampan
- Jereh Bu Guru
- Uti Uti Uri
Jakarta
- Jali-Jali
- Keroncong Kemayoran
- Ondel Ondel
- Kicir-Kicir
Jawa Barat
- Bajing Luncat
- Manuk Dadali
- Tokecang
- Bubuy Bulan
Jawa Tengah
- Bapak Pucung
- Gundhul-gundhul Pacul
- Gambang Suling (Ki Nartosabdo)
- Lir-Ilir
D.I. Yogyakarta
- Te Kate Dipanah
- Pitik Tukung
- Gethuk
- Kupu Kuwi
Jawa Timur
- Cublak-cublak Suweng
- Tanduk Majeng
- Rek Ayo Rek
- Grimis-Grimis (Sartono)
Kalimantan Barat
- Aek Kapuas
- Cik Cik Periook
- Kapal Belon
- Alon-Alon
Kalimantan Selatan
- Ampar-Ampar Pisang
- Saputangan Bapuncu Ampat
- Anak Pipit
- Paris Barantai
Kalimantan Tengah
- Tumpi Wayu
- Bawi Kuwu
- Oh Indang Oh Apang
- Naluya
Kalimantan Utara
- Pinang Sendawar
- Bebilin
- Tuyang
- Dau dau jejo’ dePujasera
Kalimantan Timur
- Indung-Indung
- Oh Adingkoh
- Buah Bolok
- Balarut di Sungai Mahakam
Sulawesi Barat
- Sayang-Sayang atau Si Patokaan
- Tenggang Tenggang Lopi
- Pulo Karampuang
- Oh Mamuju
Sulawesi Utara
- Ina Ni Keke
- Si Patokaan
- Esa Pokan
- Tau Maghurang
Sulawesi Tengah
- Rano Poso
- Tondok Kadadiangku
- Tananggu Kaili
- Tope Gugu
Sulawesi Selatan
- Anging Mamiri
- Pakarena
- Ganrang Pakarena
- Anak Kukang
Sulawesi Tenggara
- Peia Tawa-Tawa
- Sope-Sope
- Tana Wolio
- Wulele Sanggula
Gorontalo
- Tahuli Li Mama
- Ambikoko
- Dana-dana
- Binde Biluhuta
Bali
- Macepet Cepetan
- Ratu Anom
- Cening Putri Ayu
- Meyong-Meyong
Nusa Tenggara Barat
- Moree
- Gugur Mayang
- Pai Mura Rame
- Kadal Nongak
Nusa Tenggara Timur
- Anak Kambing Saya
- Potong Bebek Angsa
- Desaku
- Orere
Maluku
- Naik-Naik Ke Puncak Gunung
- Burung Kakatua
- Ambon Manise
- Burung Tantina
Maluku Utara
- Una Kapita
- Moloku Kie Raha
- Borero
- Momina Jiko
Papua Barat
- Yamko Rambe Yamko
- E Mambo Simbo
- Diru Diru Nina
- Sajojo-sajojo
Papua
- Apuse
- E Mambo Simbo
- Yamko Rambe Yamko
- Sajojo-sajojo